Asah Kreativitas, Darius Irenius Ubah sampah Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi
Sumber: https://www.kompasiana.com/ |
Hobi melukis sudah ditekuni Darius Irenius sejak duduk di bangku SD hingga sekarang. Kegemarannya memakai topi menjadi ciri khas tersendiri. Idenya yang selalu kreatif dan tangannya yang terampil mampu mengubah sampah menjadi karya seni yang indah dan memiliki nilai jual.
Keterbatasan fasilitas pendukung tak membuat Darius patah semangat untuk berkarya serta memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk masyarakat di sekitarnya. Kecintaannya terhadap seni lukis membuat Darius berinovasi dengan menggabungkan bahan organik dan non organik. Keduanya berasal dari sampah yang didaur ulang menjadi karya lukis yang indah.
Mengubah Sampah Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi
Bahan organik yang digunakan Darius berasal dari daun-daunan dan biji-bijian yang dikeringkan. Sedangkan untuk bahan non-organik, Darius mengumpulkan kain perca dan benang sisa hasil tenunan dari para pengrajin di kampung-kampung.
Aktivitasnya tidak hanya monoton berada di galeri Kreasi Lima Jari saja, tapi juga peduli dengan memperhatikan sesama dengan menjadi relawan rumah baca dan tergabung dalam komunitas literasi SASOKA. Sehingga dalam mengumpulkan bahan dan berkarya, Darius tidak bergerak sendiri.
Darius menularkan semangat daur ulang sampah hingga bernilai rupiah pada anak-anak SD, SMP, dan SMA hasil didikannya di kelas ekstrakurikuler seni budaya. Bahkan hasil karya seninya yang indah kini sudah diminati dari berbagai kalangan.
Berbagai bahan yang berupa daun, biji-bijian, kain perca dan benang tersebut dikumpulkan dan diolah hingga menjadi karya seni di Bengkel Kreasi Lima Jari. Darius membuat lukisan dengan tiga ukuran, yaitu : ukuran terkecil 30 cm sampai 1,8 meter. Masing-masing lukisan dijual dengan harga mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 250 ribu. Bahkan untuk permintaan khusus, Darius bisa menjual sampai Rp 500 ribu.
Tularkan Semangat Berkarya, Darius Irenius Tuai Hasil dari Sisi Pengkaderan
Kesibukan Darius lainnya di rumah baca sebagai relawan dalam project daur ulang sampah menjadi pernak pernik Natal. Selain itu, Darius juga berperan serta dalam workshop untuk anak-anak tentang pengolahan sampah. Darius banyak menuai hasil dari sisi pengkaderan dengan banyaknya anak yang terinspirasi, baik melalui workshop maupun diskusi langsung.
Selain karya lukisan dan hiasan Natal, Darius bersama komunitasnya juga menghasilkan karya lain, berupa anting, kalung dan gelang. Bahan dasar dari semua karya seni tersebut terbuat dari kain perca hasil daur ulang.
Tidak hanya ditularkan pada anak-anak saja, semangat Darius juga menular pada ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kabupaten Malaka. Darius mengadakan workshop bersama ibu-ibu PKK di aula-aula atau di tempat-tempat terbuka. Kesempatan tersebut digunakan untuk membuat karya seni kriya atau lukisan yang bertemakan tradisi atau budaya lokal masyarakat NTT.
Darius merupakan salah satu pemuda dampingan Yayasan Karya Pengembangan Anak (YKPA) mitra Childfun yang pertama dari tahun 2016. Dairus tidak melanjutkan Pendidikan S1 seni musik, karena merasa nyaman dalam menekuni seni lukis.
Darius tinggal di kampung kecil dekat perbatasan antara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Negara Timor Leste. Tepatnya di Wemasa rt 05/03 Kelurahan Litamali, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 5 km dari negara tetangga.
Semangat dan peran serta Darius dalam menjaga lingkungan dengan mendaur ulang sampah menjadi hasil seni bernilai tinggi mendapatkan apresiasi dari PT. Astra. Sehingga Darius Irenius mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Astra Award tingkat provinsi tahun 2021 dalam bidang lingkungan.
Post a Comment for "Asah Kreativitas, Darius Irenius Ubah sampah Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi "
*DiBukaBox tidak bertanggung jawab atas komentar yang Anda buat