Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Top Ads

Review Film “Glo, Kau Cahaya” dan Pesan Moral di Dalamnya

Glo, Kau Cahaya

Pecinta film nasional bakal mendapat suguhan yang menarik dari cerita “Glo, Kau Cahaya”. Film yang disutradarai oleh Ani Ema Susanti ini mengangkat kisah nyata dari tanah Papua. Gloria, si tokoh utama merupakan gadis asli yang awalnya mempunyai semangat dan cita-cita tinggi. Namun kejadian demi kejadian yang menimpanya sempat membuat terpuruk. 

Dari cerita yang disajikan, banyak sekali pesan moral yang bisa diambil. Jatuh, terpuruk dan harus bangkit memang tidak mudah. Namun Gloria berhasil melalui semua ujian dalam hidupnya hingga mengukir prestasi gemilang. Kisah yang dialami Glo, begitu panggilannya, bisa menginspirasi banyak orang bagaimana bangkit dari labirin depresi dan berlari meraih mimpi. 

Alur Cerita Film “Glo, Kau Cahaya”

Glo, Kau Cahaya

Berlatar kota Jayapura dan Yogyakarta, proses syuting ini terbilang cukup berat bagi para pemain, terutama Tatyana Akman yang berperan sebagai Gloria. Logat khas yang harus dikuasainya sempat membuatnya berpikir untuk mundur. Namun akhirnya syuting film berhasil diselesaikan dengan alur dan visual yang sangat memukau. 

Latar belakang kisah dalam film yang juga ditulis oleh sang sutradara, Ani Ema, menggambarkan sebuah keluarga dimana Glo adalah anak perempuan yang energik dari keluarga tersebut. Glo bercita-cita menjadi atlet renang profesional. 

Penderitaan Glo berawal dari sebuah kecelakaan penerbangan yang menewaskan ayah dan ibunya. Glo pun kemudian mengalami lumpuh yang membuat hidupnya hancur. Penderitaan itu bertambah dengan pelecehan seksual yang dialaminya. Derita demi derita tersebut membuatnya sempat patah semangat. Perempuan itu hampir menyerah.

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Glo hanya mempunyai nenek yang sangat menyayanginya. Selain itu, ada tiga sahabat, Julvri, Idho serta Eliza yang selalu siap mendukungnya. Saat patah semangat tersebut, support sistem utama adalah keluarga, yaitu berasal dari sang nenek dan teman-temannya. 

Dukungan tersebut membuat Glo akhirnya menata hati dan bangkit. Glo pun bersemangat kembali untuk mengejar mimpi menjadi atlet renang. Dengan kondisi yang tidak lagi sempurna Glo berlatih tanpa lelah dan akhirnya berhasil menjadi atlet renang difabel. 

Puncak prestasi Glo diraih ketika memenangkan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) dan membuat semua orang yang mengenalnya bangga. Keberhasilan Glo ini juga menjadi penyemangat bagi banyak orang untuk tidak menyerah pada keadaan. Meski tidak sempurna, Glo membuktikan bahwa mampu meraih mimpi besarnya selama ini.

Pesan Moral Film “Glo, Kau Cahaya”

Film yang rilis mulai 9 Maret ini memuat banyak pesan moral bagi penonton. Ani Ema, sang penulis cerita pernah mengalami kisah yang hampir sama. Ani terpaksa menunda keinginannya untuk kuliah dan bekerja di Hong Kong demi mengumpulkan biaya.

Perjuangan yang dilalui di tanah rantau tidak mudah, namun akhirnya memupuk jiwanya untuk kuat dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Ani bahkan bisa menorehkan prestasi di dunia perfilman, khususnya dalam film pendek. 

Melalui karakter Glo, Pekerja Migran Indonesia berprestasi ini menyampaikan pesan bahwa untuk meraih cita-cita harus mau bekerja keras dan rela melewati semua rintangan. Jika Glo yang mengalami berbagai kejadian traumatik mampu bangkit dan berprestasi, maka seharusnya semua juga bisa. 

Pesan moral berikutnya bahwa kebahagiaan kita sendiri yang menciptakan. Glo yang didera penderitaan menyadari bahwa meratapi nasib tidak akan merubah keadaan. Karena itu dia memilih untuk mengejar kebahagiaan yang lama diimpikannya. Salah satunya adalah ketika Glo berhasil berkontribusi untuk bela negara dalam bentuk olahraga. 

Kisah Glo juga mengajarkan bahwa selama masih bernapas, hidup belum selesai. Glo masih harus berjuang untuk mengisi hari-harinya meski terasa berat. Berkat keyakinannya dan sebagai bentuk syukur karena masih diberi kesempatan hidup, Glo memanfaatkan kemampuannya untuk mengukir prestasi. 

Sosok Glo benar-benar inspiratif. Dalam kondisi penuh keterbatasan dia mampu menemukan kembali harapannya dan berjuang untuk meraihnya. Cerita dalam film ini sangat cocok untuk ditonton oleh semua usia agar tetap semangat dan tidak mudah putus asa, apapun keadaannya.

Jika Glo memilih untuk meratapi keadaan, maka sampai kapanpun dia bukan siapa-siapa. Namun pilihannya untuk bangkit bukan hanya menjadikan hidupnya lebih berarti tetapi juga bisa menginspirasi. 

Cerita dalam film ini juga mengajarkan bahwa dimanapun kita berada, bukan penghalang untuk menunjukkan kemampuan. Keadaan yang menimpa tidak boleh menghentikan dan memupus semangat untuk maju. Glo yang mempunyai keterbatasan karena tidak lagi bisa berjalan, lebih fokus pada keunggulan, yaitu kemampuannya berenang dan berhasil meraih kemenangan. 

Bertabur Bintang

Film yang trailernya bisa ditonton di youtube https://www.youtube.com/watch?v=g--t_H5UOS0.  Bukan hanya alur cerita yang menarik, konsep, audio dan visual dari film ini sangat aplik. Ani Ema Susanti benar-benar menggarapnya dengan sangat serius. 

Sinema karya dari PT Bhuana Art Sinema (BASinema) membawa genre yang berbeda. Meski saat ini jenis genre yang paling banyak peminatnya adalah horor, namun sang eksekutif produser, Hamka Handaru yakin karyanya ini bakal mencuri perhatian penonton di Indonesia. 

Para pemain yang terlibat dalam pembuatan film ini, semua tampil total dan memukau. Selain Tatyana Akman sebagai Glo, film ini juga diperankan oleh Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Cak Percil, Dani Aditya, dan Putri Nere. Bukan itu saja, penonton juga bakal menyaksikan penampilan Wulan Guritno dan Anggun C Sasmi dalam film “Glo, Kau Cahaya”. 

Pecinta film sudah bisa menikmati kisah inspiratif ini di bioskop mulai tanggal 9 Maret. Cerita yang menguras emosi dan sarat pesan moral ini benar-benar merupakan tayangan berkualitas bagi seluruh anggota keluarga. 

Post a Comment for "Review Film “Glo, Kau Cahaya” dan Pesan Moral di Dalamnya"